Kamis, 30 Juni 2022

Geologi Regional Lembar Muaratewe, Kalimantan

 


Stratigrafi Regional
Qa Aluvium ; terdiri dari kerakal, kerikil, pasir lumpur dan sisa – sisa tumbuhan.

Tpkb Formasi Kampung Baru ; batupasir kuarsa bersisipan batulempung, batulanau, konglomerat, lignit, gambut dan oksida besi. Batupasir kuarsa sedikit feldspar dan karbon, halus – menengah, terpilah baik. Batulempung tufaan, tipis, bintal lempung 1 cm dengan inti kuarsa. Batulanau berwarna kehijauan setempat berselingan dengan gambut setebal 1 cm. Konglomerat, bagian bawah disusun oleh fragmen basal dan kuarsa berukuran 0,5 – 2 cm dan setempat mencapai 5 cm, matriks berupa batupasir kuarsa, silang silur dan berlapis. Bagian atas fragmen makin mengecil dan batupasir makin menyolok dengan struktur silang silur. Lignit dan gambut tersebar tak merata dengan ketebalan mencapai 1,5 cm. Oksida besi sebagai sisipan setebal 2 – 3 cm dan konkresi dengan diameter 1 – 5 cm. Diendapkan pada lingkungan sungai atau darat dengan umur Pliosen. Ketebalan formasi ini antara 250 – 800 meter.

TmQm Batuan Gunungapi Metulang ; terdiri atas andesit, basal, lava, breksi lava, tufa, aglomerat dan breksi lahar yang disusun oleh andesit – basal. Andesit berwarna kelabu muda, porfiritik, piroksin dan hornblende sebagai fenokris, terkekarkan. Basal berwarna kelabu hitam, setempat berongga, halus, umumnya mineral feldspar sebagai fenokris. Penyebaran satuan ini di sebelah baratdaya lembar dan merupakan kelanjutan sebaran dari lembar Longnawan (Baharuddindrr., 1993). Sedangkan di tempat lainnya dalam peta hanya merupakan stock. Nama dan umur satuan ini diperkenalkan dalam lembar Longpahangai pada lokasi tipe gunung Metulang (Abidin drr., 1993).

Tmk Formasi Kelinjau ; tersusun atas batulumpur, sedikit batupasir dan batuan klastik gunung api, setempat kayu terkersikkan dan sisipan batubara. Dari hasil K-Ar menunjukkan umur Miosen (van de Weerd drr., 1987). Satuan ini tidak selaras di atas formasi Ujoh Bilang dan terbentuk pada lingkungan delta – laut dangkal.

Tmm Formasi Meragoh ; terdiri atas lava, tufa, breksi gunung api dan aglomerat. Lava disusun oleh basal piroksin, Kristal sangat halus – halus, berongga, kekar tiang. Tufa, halus – sedang, bersusunan basal, berlapis tebal dengan ketebalan sekitar 10 cm. Breksi gunung api dan aglomerat berfragmen basal piroksin, matriks tufa pasiran berbutir sedang, berkomposisi basa. Umur formasi ini diperkirakan Miosen Awal – Miosen Tengah, namun mungkin pula Oligosen. Batuan ini diduga berasal dari hasil kegiatan gunung api yang terpusat di gunung Meragoh.

Tmw Formasi Warukin ; disusun oleh batupasir kuarsa dengan sisipan batulempung karbonan, batulanau karbonan. Batupasir kuarsa berbutir kasar – sedang, sebagian konglomeratan, setengah padat, berlapis dan berstruktur laminasi, cross bedding dan gradded bedding. Memperlihatkan struktur lipatan terbuka dengan kemiringan lapisan 100. Formasi ini berumur Miosen Tengah – Miosen Akhir dan terendapkan pada daerah transisi. Tebal formasi ini mencapai 500 meter. Formasi Warukin berada selaras di atas Formasi Berai dan Montalat.

Tmbp Formasi Balikpapan ; terdiri atas batupasir kuarsa dan batulempung dengan sisipan batulanau, serpih dan batugamping. Batupasir kuarsa berbutir halus – sedang, sortasi cukup baik, mengandung 70% kuarsa, kurang padat, terdapat sisipan oksida besi setebal 30 cm dan lignit setebal 50 cm. Batulempung mengandung sisa tumbuhan yang terarangkan, berlapis buruk. Batulanau berlapis baik dengan tebal 30 cm. Serpih setebal 30 cm. Batugamping pejal berupa lensa. Umur dari formasi ini adalah Miosen Tengah – Miosen Akhir dengan lingkungan pengendapan delta atau litoral sampai laut dangkal. Ketebalannya mencapai 1800 meter. Formasi ini mengalasi tak selaras formasi Kampungbaru.

Tmpb Formasi Pulubalang ; terdiri atas batupasir kuarsa dan greywacke, batulempung dengan sisipan batugamping, tufa dan batubara. Batupasir kuarsa berbutir halus – sedang, sebagian tufaan dan gampingan, karbonan, setempat berselingan dengan batulanau dan batulempung setebal 15 cm, struktur parallel laminasi. Greywacke berbutir halus – sedang, setempat gampingan, mengandung fragmen batubara, setempat berselingan dengan batulempung berwarna kelabu dan batupasir halus. Batulempung, menyerpih, terdapat sisipan batubara setebal 3 – 5 cm. Batugamping pejal dan menghablur. Tufa bersifat andesitan – basalan, lapisan tipis. Batubara mengkilat agak kusam dengan tebal 20 – 150 cm. Umur formasi ini diperkirakan Miosen Tengah dengan lingkungan pengendapan pada darat – laut dangkal. Tebal lapisan sekitar 2500 meter. Formasi ini ditindih tidak selaras oleh formasi Balikpapan.

Toms Intrusi Sintang ; tersusun atas andesit dan diorite, setempat dasit berupa stok, retas dan retas lempeng.

Tomb Formasi Berau ; tersusun atas batugamping berwarna abu – abu dan putih, berbutir halus sampai sedang, sebagian terkristalkan ulang, mengandung foraminifera besar dank oral, sebagian berlapis. Formasi ini diendapkan pada laut dangkal.

Tomm Formasi Montalat ; disusun oleh batupasir kuarsa dengan sisipan batulempung karbonan dan batulanau karbonan. Batupasir kuarsa berbutir halus – sedang, mengandung lapisan tipis mineral karbonan, rombakan batubara vitrinit dan muskovit. Berstruktur silang silur, sebagian gampingan. Mengandung fosil Globigerina venezuelana HEDBERG,Globigerina tripartita KOCH, Globigerina selli (BORSETTI), Globigerina praebulloides BLOW, Globigerina angustiumbilicata BOLLI, Globigerina officinalis suboptima, Globigerinasp., Globigerina sp., Globorotalia optima BOLLI, Globorotalia nana BOLLI dan Casigerinelle chipolensis (CHUSMAN & PONTON). Formasi ini berumur Oligosen dan terendapkan pada lingkungan laut dangkal terbuka. Ketebalan formasi ini mencapai 1400 meter. Formasi ini menjemari dengan formasi Berai dan selaras diatas formasi Tanjung.

Tomc Formasi Furukcahu ; terdiri dari batulempung yang berselingan dengan batulanau dan batupasir dengan sisipan breksi. Batulempung berwarna kelabu tua mengandung fosil. Batulanau mengandung lensa tipis dan lapisan tipis batubara vitrinit. Batupasir berstruktur parallel laminasi dan konvolut. Breksi berfragmen andesit, dasit, gneiss dan batubara, matriks berupa batupasir kasar.

Toml Anggota Batugamping Penuut ; merupakan batugamping berwarna putih dan kelabu, berbutir sedang dan kasar, kaya akan foraminifera besar, ganggang dan koral, mengandung glaukonit, sebagian termineralisasi. Bersisipan batugamping pasiran berfosil dan breksi yang mengandung fragmen basal dan andesit yang terubah. Pengendapan satuan ini pada laut dangkal.

Tom Batuan Gunungapi Malasan ; terdiri atas lelehan andesit sampai basal, breksi lahar, tufa dan sedikit riolit, bersisipan tipis dengan batulempung dan batulanau. Satuan ini umumnya terubah, fracture dan termineralisasi. Setempat struktur bantal dan kekar meniang.

Tomp Formasi Pamaluan ; terdiri atas batupasir dengan sisipan batulempung, serpih, napal, batulanau, tufa, batubara, oksida besi dan lensa batugamping. Batupasir mengandung kuarsa, sedikit mineral hitam dan karbon, berbutir halus – kasar, sortasi baik, semen berupa batulempung kloritan, berlapis baik dengan tebal lapisan 5 – 50 cm, struktur silang silur, parallel laminasi, ripple marks tak nyata, dan spheroidal weathering. Mengandung fosilGlobigerina angulisuturalis BOLLI, Globigerina praebullides Leroy BLOW & BANNER,Globigerina praebullides BLOW, Globigerina prasaepis BLOW, Globigerina tripartite KOCH,Globigerina ouachitaensis ciperoensis BLOW, Globigerina venezuelana HEDBERG,Globigerina quadrilobatus BOLLI, Globorotalia optima nana BOLLI, Globigerina stainforthi praestainforthi BLOW, Globigerina unicana unicava (BOLLI, LOEBLICH & TAPPAN) danNanionella sp. yang menunjukkan umur Miosen Awal bagian bawah – tengah dengan lingkungan pengendapan laut terbuka atau neritic. Oksida besi mengisi rekahan pada batulempung. Sisipan tipis batubara dan batulanau berwarna kelabu tua dalam serpih. Napal merupakan sisipan pada lapisan bawah dengan tebal 25 – 27 cm. Tufa berbutir halus – menengah merupakan sisipan pada lapisan atas. Batubara berwarna hitam pekat dengan tebal 50 – 500 cm. Lensa batugamping yang sebagian pasiran setebal 3 – 12 cm mengandung fosil Lepidocyclina sp., Spiroclypeus sp., Cyclocypeus sp. dan Lepidocyclina bajiraensis CRESPIM menunjukkan umur Oligosen Akhir – Miosen Awal dengan lingkungan pengendapan pada neritic. Batulempung bersifat gampingan, berlapis dengan tebal 10 – 30 cm, setempat 1 meter, pada rekahan terisi pirit dan oksida besi. Mengandung fosil Globigerina binaensis KOCH,Globigerina selli (BORSETTI), Globigerina tripartite KOCH, Globigerina angulisuturalis BOLLI, Globigerina venezuelana HEDBERG, Globigerina officianalis suboptima, Globigerina dissimilis ciperoensis BLOW & BANNER, Globogerina unicava unicava (BOLLI, LOEBLICH & TAPAN) dan Globigerinoides quadrilobatus primoides BANNER & BLOW yang menunjukkan umur Miosen Awal bagian bawah, memperlihatkan struktur silang silur dan parallel laminasi. Tebal formasi ini sekitar 2500 meter dengan lingkungan pengendapan pada daerah peralihan. Formasi ini mengalasi formasi Pulubalang.

Tomk Formasi Karamuan ; terdiri atas batulumpur berwarna abu – abu sebagian gambingan dan berfosil; batupasir kuarsa berlapis baik; batulanau berwarna abu – abu kehijauan; bersisipan dengan batugamping berfosil, batulanau serpihan dan batulanau karbonan. Lingkungan pengendapannya pada laut dangkal sampai paparan luar.

Tomj Anggota Batugamping Jangkan ; tersusun atas batugamping berwarna abu – abu tua, mengandung fosil, sangat kompak, bersisipan tipis dengan batulumpur; breksi batugamping berwarna abu – abu tua, kaya akan foraminifera besar dank oral dengan matriks batulumpur; batugamping terbreksikan berwarna abu – abu tua, kaya akan foraminifera besar. Satuan ini diendapkan pada laut dangkal.

Tou Formasi Ujohbilang ; terdiri dari batulumpur, sedikit batupasir, sebagian gampingan dan karbonan; setempat tufaan. Selaras di atas formasi Batu Ayau. Formasi ini berumur Oligosen Awal dan terendapkan pada laut terbuka – paparan luar.

Toty Formasi Tuyu ; terdiri atas napal, batulempung dengan sisipan batugamping. Napal berwarna kelabu tua kehitaman, mengandung fosil Pseudohastigerina micra COLE,Globigerina tripartite KOCH, Globigerina galavisi BERMUDEZ, Globigerina praebulloides Leroy BLOW & BANNER, Globigerina praebulloides occlusal BLOW & BANNER danGloborotalia optima BOLLI yang menunjukkan umur Oligosen Awal bagian tengah dengan lingkungan pengendapan pada laut terbuka. Batulempung setempat gampingan, banyak mengandung pirit. Batugamping mengandung foraminifera tak jelas, berlapis baik. Tebal formasi ini diperkirakan 2000 meter. Ditindih tak selaras oleh formasi Pamaluan. Diendapkan pada lingkungan laut dangkal sampai paparan luar.

Teh Formasi Haloq ; terdiri atas batupasir kuarsa, sedikit konglomerat dan batulumpur, jarang batugamping; berlapis sedang – tebal. Tidak selaras di atas kelompok Embaluh dan Selangkai. Diendapkan pada laut dangkal yang berenergi kuat. Umur formasi ini Eosen Akhir (Abidin drr., 1993).

Teh+Tek Batupasir Haloq dan Formasi Batu Kelau Tak Terpisahkan ; terdiri atas serpih, batulumpur, batulanau sedikit batupasir, berlapis tipis sampai sangat tebal. Diendapkan pada lingkungan laut dangkal sampai delta. Umur Eosen Akhir (Abidin drr., 1993). Satuan ini selaras diatas batupasir Haloq.

Tea Formasi Batu Ayau ; terdiri atas batupasir, batulumpur, batulanau. Umumnya bersifat karbonatan, setempat sisipan batubara dan lignit. Selaras di atas formasi Batu Kelau. Umur formasi ini adalah Eosen Akhir (Abidin drr., 1993) dan diendapkan pada lingkungan laut terbuka – dangkal.

Tet Formasi Tanjung ; terdiri dari perselingan batupasir kuarsa, batulempung dan batulanau, bersisipan batugamping dan konglomerat. Batupasir bersisipan serpih dan greywacke. Batupasir halus – kasar, sortasi baik, mengandung kuarsa, mika, mineral hitam, lapisan tipis batubara, sedikit pirit; berlapis baik dengan tebal tiap lapisan 2 – 100 cm. Serpih sedikit bersifat gampingan, tebal lapisan 7 – 25 cm. Greywacke berbutir menengah – kasar, umumnya berlapis baik. Satuan ini diduga berumur Eosen Akhir dengan lingkungan pengendapan litoral – rawa. Tebal formasi ini sekitar 1000 meter. Formasi ini ditindih selaras oleh formasi Tuyu.

Ten Batuan Gunungapi Nyaan ; terdiri atas tufa, aglomerat dan welded tufa; bersusun asam. Tidak selaras di atas kelompok Selangkai dan tidak selaras di bawah Batupasir Haloq. Satuan ini dikorelasikan dengan batuan gunung api Piyabung pada lembar Sintang.

Kse Kelompok Selangkai ; terdiri atas serpih, batulumpur, batupasir konglomerat dan batugamping berfosil; umumnya karbonan dan gampingan; berlapis baik sampai sedang. Secara tidak selaras ditutupi oleh batupasir Haloq. Umur satuan ini adalah Kapur (Emmichoven, 1939). Diendapkan di daerah turbidit pada cekungan yang dalam.

Kvh Batuan Gunungapi Kasale ; merupakan basal piroksin berwarna kelabu kehijauan, porfiriik – pilotaksitik, sebagian besar terubah menjadi lempung, klorit dan kalsit, berupa dike dan plug. Satuan ini dikorelasikan dengan batuan gunung api Haruyan yang berumur Kapur Akhir (Heryanto dan Sanyoto, 1993) dan kelompok Selangkai.

PTRb Kompleks Busang ; terdiri atas granit, granodiorite, diorite, gabbro; umumnya termalihkan dan terdaunkan, sekis, kuarsit dan gneiss. Bersentuhan sesar dengan kelompok Selangkai. Umur menunjukkan Trias – Perm berdasarkan dating K-Ar dari granit.

Struktur Geologi Regional
Struktur geologi yang dijumpai di Lembar Muaratewe berupa sesar, perlipatan dan kelurusan yang secara umum berarah baratdaya-timurlaut dan baratlaut-tenggara. Sesar terdiri dari sesar normal, sesar geser dan sesar naik yang melibatkan batuan sedimen berumur Tersier dan pra-Tersier. Kelurusan – kelurusan ini diduga merupakan jejak sesar dan kekar yang berarah sejajar dengan struktur umum. Lipatan – lipatan berupa sinklin dan antiklin seperti halnya sesar dan kelurusan juga berarah sejajar dengan struktur regional yaitu timurlaut – baratdaya. Mengingat litologi di daerah ini yang didominasi oleh batun yang berumur Tersier diduga kehadiran sesar, kelurusan dan lipatan berhubungan erat dengan tektonik yang terjadi pada zaman itu. 
Kegiatan tektonik di daerah ini di mulai sejak Mesozoikum dengan munculnya batuan granit, granodiorite, diorite dan gabbro dalam kompleks Busang. Kemudian diikuti oleh munculnya batuan gunung api Kasale dan pengendapan kelompok Selangkai pada Kapur Akhir. Pada awal Eosen Tengah terjadi kegiatan gunung api yang menghasilkan batuan gunung api Nyaan. Pada kala Eosen Akhir di cekungan Barito dan hulu Mahakam terbentuk formasi Haloq, formasi Haloq dan Batu Kelau yang tidak terpisahkan, formasi Batuayau dan Tanjung. Formasi ini ditutupi secara selaras oleh formasi Ujohbilang sejak Oligosen dan waktu yang sama juga terbentuk formasi Tuyu di cekungan Kutai. Pada kala Oligosen Akhir – Miosen Awal terbentuk formasi Berai, Montalat, Jangkan, Keramuan, Purukcahu yang diikuti oleh kegiatan gunung api Malasan yang semuanya menindih secara tidak selaras formasi Ujohbilang. Pada kala yang sama terjadi terobosan Sintang.
Pada cekungan Kutai terbentuk formasi Pamaluan yang menindih tidak selaras formasi Tuyu. Pada kala Miosen Tengah di cekungan Barito terbentuk formasi Wahau dan formasi Kelinjau yang menindih tidak selaras formasi Berai, Montalat, Jangkan, Keramuan dan Purukcahu sedangkan di cekungan Kutai terjadi pengendapan formasi Pulubalang yang disertai oleh kegiatan gunung api Meragoh. Pada Miosen Akhir di cekungan Kutai terbentuk formasi Balikpapan. Pada Miosen Akhir sampai kuarter terjadi kegiatan gunung api Mentulang dan Bandang di cekungan Barito sedangkan di cekungan Kutai terbentuk formasi Kampungbaru.

Sumberdaya Mineral dan Energi
Sumberdaya mineral yang dijumpai di daerah ini adalah emas dan intan plaser. Emas dijumpai sebagai endapan primer di sungai Kelian. Intan plaser terdapat di daerah sungai Lahung. Sumberdaya energy berupa batubara dan minya terdapat dalam formasi Warukin.

Lihat dan Download Peta Geologi Lembar Muaratewe : klik di sini!!!

Referensi :
S. Supriatna, A. Sudrajat and H.Z. 1995. Abidin. Geologicap Map of the Muaratewe Quadrangle, Kalimantan.

Previous Post
Next Post

0 comments: